Pengobatan Shiddiq Albanjari
  • Home
  • Layanan
  • Tentang Kami
  • Gallery
  • Kontak & Lokasi
Berita Terbaru
H. Hamdani Alkaf, SH, MH. Mengucapkan Turut Berduka...
Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. Menghadiri Acara...
Koordinasi dengan Lurah, RT Kelurahan Surgi Mufti dan...
Pasukan Khusus Majelis Ilmullah Mahabbatul Wujud Annubuwwah Alkaf...
Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. Ziarah ke...
Perjalanan Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. Ziarah...
Pasukan Jubah Hijau Uzlah ke Tempat Pertapaan Pangeran...
MAJELIS ILMULLAH MAHABBATUL WUJUD ANNUBUWWAH ALKAFF DI AKTA...
Perjalanan Silaturahim Ke Kediaman Orang Tua Habib Ahmad...
Agenda Bulanan Perkumpulan Bersilaturahim Berkah Bersama (PBBB)

Pengobatan Shiddiq Albanjari

  • Home
  • Layanan
  • Tentang Kami
  • Gallery
  • Kontak & Lokasi
Dokumentasi

Pasukan Jubah Hijau Uzlah ke Tempat Pertapaan Pangeran Suryanata

penulis Hamdani Alkaf 23 Maret 2019
Pasukan Jubah Hijau Uzlah ke Tempat Pertapaan Pangeran Suryanata

Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. (H. Salindang Hijau Alkaf) bersama dengan Pasukan Jubah Hijau Uzlah ke Tempat Pertapaan Pangeran Suryanata di daerah Tungkaran Mayat Martapura Kalimantan Selatan.

Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. (H. Salindang Hijau Alkaf)

Muhammad Hamkani Al-Banjari, Muhammad Deddy Purwanto Al-Banjari, Muhammad Sapuani Al-Banjari, Syekh H. Hamdani Albanjari, S.H., M.H. (H. Salindang Hijau Alkaf), Muhammad Ainul Al-Banjari, dan Munalim Al Madad Al Kangeani

Muhammad Hamkani Al-Banjari, Muhammad Ainul Al-Banjari, Syekh H. Hamdani Albanjari, S.H., M.H. (H. Salindang Hijau Alkaf), Muhammad Sapuani Al-Banjari, dan Muhammad Deddy Purwanto Al-Banjari,

Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. (H. Salindang Hijau Alkaf)

Muhammad Sapuani Al-Banjari

Muhammad Deddy Purwanto Al-Banjari

Muhammad Hamkani Al-Banjari

Muhammad Ainul Al-Banjari

مَا نَفَعَ قَلْبَ شَيئٌ مِثْلَ عُزْلَةٍ يَدْ خُلُ بِهَا مِيْدَانُ فِكْرَةٍ

“Tidak ada sesuatu yang dapat memberi manfaat pada hati seseorang hanyalah uzlah (mengasingkan diri). Sebab dengan adanya uzlah itu (manusia) bisa berpikir secara luas”.

Uzlah adalah mengasingkan diri dari keramaian dengan tujuan untuk beribadah atau mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Uzlah pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dengan cara mengasingkan diri ke Gua Hira. Beliau melakukannya karena tidak tahan dengan kemaksiatan dan kemusyrikan yang terjadi di masyarakat zaman itu. Dalam kitab tarikh dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW mulai sering mengasingkan diri dari pergaulan orang-orang Quraisy ke Gua Hira sejak berumur 27 tahun hingga beliau diangkat atau diutus sebagai Rasul pemimpin Umat di seluruh dunia.

Uzlah juga pernah dijadikan solusi oleh sekelompok remaja yang hidup jauh di era sebelum Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan Ashhabul Kahfi. Para pemuda tersebut melakukan uzlah untuk meminta perlindungan kepada Allah dari kezaliman penguasa di zaman itu. “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini (Ashhabul Kahfi) dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (Al Kahfi: 13).Uzlah MunfaridUzlah dengan cara mengasingkan diri secara fisik disebut munfarid. Uzlah munfarid adalah merupakan alternatif terakhir yang ditempuh oleh sebagian orang, untuk menghindar dari kezaliman penguasa dan kemaksiatan yang terjadi di masyarakat. Dengan uzlah munfarid, seseorang dapat memusatkan perhatiannya pada ibadah dalam bentuk tafakur dan zikir kepada Allah. Hal itu dilakukan untuk mencari solusi bagi keselamatan diri, keluarga dan umat dari kezaliman dan kemaksiatan yang terjadi di sekitarnya. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6).

Sebab jika tetap bertahan dan berdiam diri di tengah-tengah mereka, kemungkinan besar akan larut dan tidak bisa mengubah mereka dari kezaliman dan kemaksiatan yang mereka lakukan. “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran (hal yang keji, buruk), maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad bersumber dari Abu Said Al Khudri ra.)

Dengan melakukan uzlah munfarid berarti seseorang mengambil sikap untuk tidak bergaul dengan khalayak ramai yang dapat menimbulkan pikiran-pikiran negatif, yang menjadi penyebab timbulnya hubbud dunya (cinta dunia), yang kemelut dan persoalannya dapat mengotori hati dan jiwa. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali ‘Imran: 14).Orang yang beruzlah hatinya akan jernih, pikirannya akan fokus tertuju kepada Allah, tidak risau dengan urusan dunia, dan tidak tergiur dengan kelezatan dunia yang memunculkan nafsu untuk berbuat sesuatu yang bertentangan dengan aturan Agama. “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” ( Al Ahzab: 43).

Uzlah HakikiUzlah yang selama ini dipahami oleh sebagian orang, identik dengan pelepasan diri dari problematika masyarakat. Padahal dalam konteks masyarakat sekarang, uzlah adalah membentengi diri dari syirik dan maksiat yang bermuara pada perbaikan diri. Sehingga kelak dapat mengajak masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan akhlak dan krisis iman.

Yang paling tepat sebenarnya adalah uzlah spiritual. Yakni tetap hidup di tengah hiruk-pikuk masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan, tetapi hati tidak larut, karena konsisten dengan uzlah dari maksiat, uzlah dari hubbud dunya dan uzlah dari berbagai ambisi serta uzlah dari sesuatu selain Allah. Itulah pengertian uzlah yang sesungguhnya.Karena pada orang yang melakukan uzlah spiritual hanya hatinya yang mengasingkan diri dari keramaian, dan senantiasa Dzikrullah (ingat Allah). Tidak ada sesuatu apapun di dalam hatinya, kecuali hanya Allah. Hatinya hening, sementara pikirannya selalu aktif mencari jalan keluar untuk perbaikan. Baik perbaikan diri maupun masyarakat, dari segala bentuk kejahilan. Fisiknya pun tidak pernah lelah berjuang menegakkan Agama Allah.

Orang yang melakukan uzlah semacam itu, bagai ikan yang hidup di lautan. Meski ikan itu secara fisik berada di lingkungan air asin, namun dagingnya tetap tawar. Hal itu karena ikan tersebut tetap “hidup” di dalam air asin. Namun jika ikan tersebut “mati” maka secara otomatis dagingnya akan terkontaminasi oleh rasa asin dari air laut tersebut.Uzlah MasyarakatMemilih teman yang baik itu wajib hukumnya. Sedangkan bergaul boleh dengan siapa saja. Karena, bergaul adalah media sosialisasi dan silaturahmi kita dengan banyak orang, tanpa batasan. Sedangkan teman yang baik dapat mempengaruhi hidup dan masa depan kita. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujuraat:13).

Kata pepatah, seseorang itu dinilai dari siapa saja teman-temannya. Bila kita bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya, kita dapat terkontaminasi. Karena yang mempengaruhi dan membentuk sifat dan karakter seseorang, sesudah lingkungan keluarga adalah lingkungan pergaulannya. Shalih bin Abdil Qudus menyatakan dalam sastranya: “Takutlah kamu berteman dengan orang jahat karena kejahatan itu bisa menular, sebagaimana menularnya penyakit ke tubuh orang yang sehat”. Begitu pula Imam Ali bin Abi Tholib menjelaskan: “Janganlah bersahabat kecuali dengan orang takwa, terdidik, terhormat, cerdik cendekia dan tepat dengan janji-janjinya. Teguhkan keyakinanmu kepada Allah dalam setiap peristiwa, pastilah Tuhan akan melindungimu setiap saat dari berbagai bentuk kejahatan.”

Itulah perlunya kita selektif dalam berteman. Karena hal itu dapat membuat akhlak dan perilaku kita menjadi baik pula. Sebab orang-orang yang pandai, baik, bijak, dan takwa, biasanya topik pembicaraannya pun berbobot. Dan tentu saja itu akan membuat wawasan kita semakin luas dan pandangan kita menjadi bijak. Uzlah & TafakurBeruzlah adalah sebuah tindakan yang sangat penting bagi hamba yang beriman, untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sebab dengan beruzlah hati hamba yang beriman menjadi terang dan luas pikirannya. Sehingga dapat berpikir jernih mengenai alam gaib maupun alam akhirat. Karena mentafakurkan sesuatu mengenai akhirat adalah termasuk ibadah yang baik dan terpuji. “Berpikir sejenak itu lebih baik dari pada ibadah sunah selama tujuh puluh tahun.” (Al Hadits)

Ada tiga macam tingkatan berpikir manusia:

1. Berpikirnya orang awam (umum). Mereka itu berpikir hanya mengenai kenikmatan dan karunia yang datangnya dari Allah. Dengan hasil pemikiran itu, ia mempunyai gairah dan giat melaksanakan ibadah.

2. Berpikirnya orang khas (orang-orang tertentu yang mempunyai kedudukan di sisi Allah). Mereka itu adalah orang-orang yang hanya berpikir tentang janji dan pahala dari Allah. Dengan berpikir semacam itu mereka menjadi giat dalam menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.

3. Berpikirnya orang khas yang lain, yakni mereka yang berpikir mengenai cinta dan kasih sayang Allah. Dengan berpikir semacam itu mereka jadi memiliki kecintaan pula terhadapNya. Sehingga dengan ikhlas hati mematuhi perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.Yang penting untuk diketahui dan di ingat adalah bahwa uzlah itu merupakan perantara (alat) saja. Sedangkan yang menjadi tujuan utama orang yang beruzlah adalah tafakurnya, yaitu memikirkan sesuatu yang kelak membuatnya kian dekat dengan Allah. Karena uzlah lah cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada-Nya

Dengan tidak beruzlah dikhawatirkan kita akan mudah terpengaruh penyakit yang ada di masyarakat seperti mengumpat, takabur, memfitnah, dan lain sebagainya. Melalui uzlah akan selamatlah diri dan agamanya. “Perumpamaan teman duduk yang jelek itu bagaikan tukang besi yang sedang menempa besi jika percikkan api dari besi itu tidak membakarmu, maka bau busuk akan memekat (terasa) olehmu.” (Al Hadits).

Juga berkata Ka’ab: “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan akhirat, maka hendaklah memperbanyak tafakur”. Bertafakur dengan akal sehat dapat dilakukan lewat cara beruzlah yang tidak membaur dengan khalayak ramai, sehingga pengaruh-pengaruh negatif yang datang dapat dihindari.Pada suatu hari Abu Darda’ ditanya oleh seseorang tentang amal perbuatan yang paling utama. Beliau menjawab: “Amal yang paling utama adalah tafakur. Sebab dengan tafakur orang bisa sampai kepada pengertian yang sesungguhnya, dan bisa mengerti sesuatu yang bermanfaat dan yang mudarat. Dengan bertafakur pula orang bisa mengetahui bahayanya hawa nafsu yang samar dan mengetahui tipu daya syaitan.”

Hasan Al-Bishri berkata: “Tafakur itu bagaikan cermin yang bisa memperlihatkan kebaikanmu dari kejelekanmu. Dengan cermin itu pula manusia bisa melihat keagungan dan kebesaran Allah Ta’ala. Ia bertafakur mengenai tanda-tanda seluruh ciptaan Allah. Dan dengan cermin itu pula manusia bisa melihat tanda-tanda Allah yang jelas dan yang samar. Dengan begitu ia bisa mengambil manfaat dari berbagai tingkah laku yang luhur, sehingga bersihlah hatinya dari sifat tercela yang membuatnya berlaku lurus dan taat kepada-Nya.”Uzlah itu KhalwatUzlah yang dijelaskan di atas mengandung arti “khalwat”. Yaitu tafakur di tempat yang sepi dan sunyi, dan tidak melanggar syariat agama.

Hal itu berbeda dengan yang dilakukan orang-orang yang mengasingkan diri untuk mendapatkan sesuatu lewat jalan berpuasa terus menerus (poso pati geni). Hal seperti itu berisiko mengundang syaitan.

Khalwat dengan bertafakur di tempat sepi adalah merupakan salah satu cara yang menjadi dasar dari orang-orang yang telah mencapai derajat ma’rifatullah (mengenal Allah). Adapun tiga cabang yang lain adalah diam, lapar dan jaga (bangun) di malam hari untuk melaksanakan ibadah.

Jadi, khalwat, diam, lapar serta jaga (bangun) di malam hari adalah dasar utama bagi hamba yang ingin mencapai tingkat makrifah kepada Allah. Orang yang telah makrifah itu hatinya bersih dari segala macam kekeruhan dunia. Dan itulah ciri orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara mengerjakan ibadah-ibadah sunah, setelah selesai melaksanakan semua ibadah-ibadah yang wajib.

Dengan demikian semakin jelas bahwa uzlah itu tidak sebatas mengasingkan diri secara fisik, tapi lebih kepada menata hati, dengan melaksanakan berbagai ibadah sunah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Sebagaimana dinyatakan dalam hadits qudsi:

مَا تَقَرَّبَ اِلَىَّ الْمُتَقَرِّبُوْنَ بِمِثْلِ اَدَاءِ مَااِفْتَرَضْتُ عَلَيْهِمْ وَلاَيَزَالُ الْعَبْدُ يَتَقَرَّبُ اِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى اُحِبَّهُ فَاِذَا اَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ اَلَّذِىْ يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ اَلَّذِىْ يُبْصِرُ بِهِ وَلِسَانَهُ اَلَّذِىْ يَنْطِقُ بِهِ وَيَدَهُ اَلَّتِىْ يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ اَلَّتِىْ يَمْشِى بِهَا وَقَلْبَهُ اَلَّذِىْ يَضْمِرُبِهِ .

“Orang-orang yang mendekatkan diri, tidak merasa dekat dengan-Ku kalau hanya melaksanakan apa yang Aku wajibkan kepada mereka, melainkan mereka juga melaksanakan ibadah-ibadah sunah hingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintai-Nya, niscaya Aku adalah pendengarannya yang dengan itu dia mendengar, penglihatannya yang dengan itu dia melihat, lidahnya yang dengannya ia berkata-kata. Tangannya yang dengannya ia memegang, kakinya yang dengannya ia berjalan, dan hatinya yang dengannya ia bercita-cita.”

Dikutip dari https://www.facebook.com/notes/shohibul-faroji/uzlah-dalam-perspektif-marifatullah/245184812299146/

Pasukan Jubah Hijau Uzlah ke Tempat Pertapaan Pangeran Suryanata was last modified: Oktober 25th, 2020 by Hamdani Alkaf
0 Komentar
0
Facebook Twitter Google + Pinterest
Hamdani Alkaf

artikel sebelumnya
MAJELIS ILMULLAH MAHABBATUL WUJUD ANNUBUWWAH ALKAFF DI AKTA NOTARISKAN
artikel selanjutnya
Perjalanan Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. Ziarah di Surabaya Jawa Timur

related articles

Pendirian Majelis Ilmullah “Mahabbatul Wujud Annubuwwah Al Kaf”

25 Juli 2018

Mujakarah Ilmullah tentang Rahasia Huruf, Amaliah, Shalat, dan...

25 April 2018

Advokat H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. Ziarah ke...

24 Januari 2018

Pasukan Khusus Majelis Ilmullah Mahabbatul Wujud Annubuwwah Alkaf...

13 Mei 2019

Advokat H. Hamdani, S.H., M.H. Ziarah Makam Raja-Raja...

24 Januari 2018

Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. Menghadiri Acara...

30 September 2019

Agenda Bulanan Perkumpulan Bersilaturahim Berkah Bersama (PBBB)

30 Januari 2019

Mujakarah Ilmullah tentang Rahasia 50 Waktu saat Rasulullah...

11 April 2018

Mursyid Murabbi Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H....

10 September 2018

Ketua Tim Badan Advokasi KSDM menghadiri acara “Banjarbaru...

25 April 2018

Tinggalkan komentar Batal

Berita Terbaru

  • H. Hamdani Alkaf, SH, MH. Mengucapkan Turut Berduka Cita Atas Wafatnya Habib Abdurrahman Bin Alwi Banjarmasin

    8 Oktober 2019
  • Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. Menghadiri Acara Tabligh Akbar Bersama Guru Mulia Alhabib Umar Bin Hafidz dari Hadramaut Tarim

    30 September 2019
  • Koordinasi dengan Lurah, RT Kelurahan Surgi Mufti dan Lurah, RT Kelurahan Antasan Kecil Timur untuk Pembangunan Kubah Pedatuan Para Habaib Alkaf dan Para Habaib lainya serta Kubah para Aulia Allah

    14 Juni 2019
  • Pasukan Khusus Majelis Ilmullah Mahabbatul Wujud Annubuwwah Alkaf udzlah ke Gunung Pamaton

    13 Mei 2019
 
APPBJI
As-Shiddiq
FKPPI
IKADIN
KSDM
Pangdaning
PERADI
 

Recent Posts

  • H. Hamdani Alkaf, SH, MH. Mengucapkan Turut Berduka Cita Atas Wafatnya Habib Abdurrahman Bin Alwi Banjarmasin

    8 Oktober 2019
  • Syekh H. Hamdani Alkaf, S.H., M.H. Menghadiri Acara Tabligh Akbar Bersama Guru Mulia Alhabib Umar Bin Hafidz dari Hadramaut Tarim

    30 September 2019
  • Koordinasi dengan Lurah, RT Kelurahan Surgi Mufti dan Lurah, RT Kelurahan Antasan Kecil Timur untuk Pembangunan Kubah Pedatuan Para Habaib Alkaf dan Para Habaib lainya serta Kubah para Aulia Allah

    14 Juni 2019

ASOSIASI

Gusti Hamdani,SH,MH

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Linkedin

hamdanilawyer.com